Sabtu, 14 Februari 2015

Tugas Personal Paper : Essay IT Strategic Planning

Tantangan Pelaksanaan Investasi IS & Technology

Masalah investasi di bidang Sistem Informasi dan Teknologi merupakan hal yang cukup memberikan beban kepada kepala para manajemen senior perusahaan.  Di satu sisi mereka sadar bahwa sudah saatnya mereka memiliki sistem informasi dan teknologi yang dapat menunjang bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat merancang dan mengimplementasikan sistem informasi dan teknologi yang dibutuhkan. Tanpa memiliki teknologi informasi yang cukup canggih, perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, baik skala nasional maupun internasional.  Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan sistem pun akan menjadi bumerang bagi organisasi yang bersangkutan.

Meskipun terkadang investasi IT dihitung sebagai biaya pada tahun yang dianggarkan, namun sebenarnya manfaat IT tidak hanya pada tahun itu saja. Manfaat Investasi tersebut akan terakumulasi pada tahun-tahun berikutnya. Infrastruktur sering kali dihitung sebagai aset, sedangkan development aplikasi software dihitung sebagai biaya. Padahal sebenarnya aplikasi software itulah yang bernilai sebagai aset. Problem lain dari investasi IT adalah masalah menentukan prioritas. Jangan sampai aplikasi yang tidak penting dibuat terlebih dahulu sehingga menghasilkan nilai balik investasi yang lebih kecil. Saat prioritas telah disusun, maka tahap selanjutnya yang menjadi penentu yakni ketersediaan sumberdaya yang berkualitas.

Beberapa survey menunjukkan inkonsistensi dalam penilaian investasi TI. Adapun beberapa fakta penelitian terkait inkonsistensi dalam penilaian investasi TI, yakni:
  • Cooke and Parish (1992) memaparkan bahwa 70% perusahaan tidak ada justifikasi formal dan evaluasi investasi TI.
  • Farbey, Land dan Targett (1992) menyebutkan hanya 50% dari proyek dilakukan penilaian prainvestasi. Kurang dari 25% mempergunakan metode yang formal yang dikenali. Hanya 30% yang melakukan penilaian hasil proyek.
  • Ballantine, Galliersdan Stray (1994) sertaWillcocks and Lester (1994) menyebutkan bahwa teknik analisis finansial tradisional masih sering dipergunakan, tetapi semakin sulit dipergunakan untuk melakukan kuantifikasi.
  • Hochstrasser (1990), Peters (1990) dan Symons (1994) memaparkan bahwa teknik penilaian berbeda untuk proyek yang berbeda.
  • Lincoln &Shorrock (1990) menyebutkan bahwa stategi investasi IS/IT sering tidak menggunakan justifikasi investasi formal.
  • Grindley (1991) menyebutkan jika83% manager TI mengakui bahwa analisis atas keuntungan proyek TI adalah fiktif. Kata seorang CEO, “Justifikasi investasi IT ibarat konspirasi besar-besaran untuk membesar-besarkan keuntungan”.


Pakar Information Economics, Parker, Benson danTrainor (1988) membagi aplikasi berdasarkan keuntungannya:
  • Subtitutif: Aplikasi yang memiliki nilai pengganti. Seperti halnya teknologi mesin menggantikan manusia, fokus pada efisiensi dan lebih cepat. Misalnya: penghitungan nilai mahasiswa menggunakan komputer akan jauh lebih cepat ketimbang perhitungan manual.
  • Komplementer: Aplikasi yang akan mengubah pola kerja dengan cara yang baru sehingga lebih efektif dan meningkatkan produktifitas. Misalnya: pengisian formulir menggunakan kertas, kini digantikan oleh pengisian formulir melalui web based application. Prosesnya bisa berubah, mungkin sebagian entry checking dilakukan oleh komputer.
  • Inovatif: Aplikasi yang memiliki keunggulan kompetitif dengan cara mengubah business model perusahaan. Misalnya: melakukan distance learning berbasis TI, melakukan integrasi vertikal karena memanfaatkan SCM dan sebagainya.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, kita telah melalui dan akan menghadapi strategic trend dalam dunia technology yang akan mempengaruhi keputusan mengenai investasi IS & Technology. Seperti yang disebutkan oleh majalah Forbes, Top 10 Strategic Technology Trends For 2015, yakni :
  • Computing Everywhere
  • The Internet of Things
  • 3D Printing
  • Advance, Persasive, Invisible Analytics
  • Context-rich Systems
  • Smart Machines
  • Cloud/Client Architecture
  • Software-defined Infrastructure and Applications
  • Web-Scale IT
  • Risk-base Security and Self Protection

Teknologi Cloud mulai merevolusi management data pada market, ditandai dengan perubahan radikal dalam manajemen investasi IT pada perusahaan, dilihat dengan cara penggunaan data di seluruh proses bisnis perusahaan. Data Clouds pada market memungkinkan perusahaan untuk memotong investasi yang cukup besar di bidang infrastruktur, perangkat keras, perangkat lunak, dan pemeliharaan yang biasanya dikaitkan dengan pengelolaan data secara tradisional. Memanfaatkan jenis baru dari solusi atas data market, tentunya akan membantu perusahaan mendapatkan skala ekonomi yang meningkat, biaya yang lebih rendah, dan meningkatkan kecepatan pengelolaan. Beberapa tantangan pengelolaan investasi teknologi yang ditangani  dengan mengadopsi data market berbasis cloud, yakni :
  • Transformasi data market yang melimpah menjadi sebuah asset. Mengakses data yang melimpah secara cloud akan memudahkan perusahaan melakukan investasi dengan menggabungkan data secara real-time sesuai kebutuhan akan permintaan market dengan pihak luar.
  • Mengurangi biaya data market. Penggunaan data market berbasis cloud memungkinkan perusahaan melakukan investasi untuk lebih mudah mengembangkan portal dan aplikasi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan yang spesifik dengan biaya yang lebih terinci dan jelas.
  • Penyederhanaan portofolio dan pelaporan kepatuhan perusahaan.Tuntutan untuk meningkatkan transparansi telah membuat pelaporan jauh lebih kompleks. Peraturan baru telah mengakibatkan persyaratan pelaporan menjadi rumit oleh sistem tidak fleksibel, dan ketidakmampuan untuk mengintegrasikan data market secara cepat. Sebuah data market berbasis cloud memungkinkan perusahaan untuk menyederhanakan portfolio dan memudahkan pelaporan kepatuhan perusahaan.
  • Penciptaan brand dan aplikasi mobile yang berbeda-beda.Dalam dunia yang semakin terhubung, pelanggan mengharapkan informasi pasar real-time secara rinci di mana pun mereka berada, kapan pun mereka menginginkannya. Salah satu cara untuk kompetisi ini adalah dengan menyediakan aplikasi mobile yang kaya data, yang menampilkan kebutuhan pelanggan.
  • Mengintegrasikan data market menjadi model excel.Data market berbasis cloud dapat memberikan informasi ke Excel melalui API web yang fleksibel. Semua yang dibutuhkan tersedia dengan berbekal koneksi internet. Perusahaan hanya membayar untuk data yang digunakan,  sehingga dapat membantu perusahaan mengurangi anggaran investasi.


Daftar Pustaka :

Ward, John; Peppard, Joe. 2002. Strategic Planning for Information Systems. 3th Edition. John Wiley& Sons Ltd.
http://www.forbes.com/pictures/fgjd45eldlm
http://www.xignite.com/market-data/top-5-investment-management-technology-challenges-addressed-by-the-cloud/

Rabu, 26 November 2014

Why Bussiness Intellegence?

Menjawab tantangan bagi perusahaan DHL dengan Business Intellegence,- berdasarkan artikel "The Backbone of Trade"



Dalam tugas kali ini, mengambil study case dari perusahaan DHL, perusahaan yang berkecimpung di dalam jasa pengiriman dokumen maupun barang. Adapun judul dari source yang dijadikan bahan study case yakni ‘’The Backbone of Trade”. Diambil dari Teradata Magazine Q3/2013.